Upaya RASIL (Radio Silaturahim AM720) menepis tudingan pro syi’ah dengan
menyebutkan seabrek narasumber, bagi kami ibarat petani ganja yang
sedang melindungi ladang ganjanya dengan berbagai tumbuhan halal seperti
mangga, pisang, jambu, pepaya dan lainnya. Untuk kamuflase.
MENURUT catatan aparat berwenang dan pengamatan aktivis anti pornografi,
beberapa dekade lalu keping CD porno dijual secara sembunyi-sembunyi,
tidak terang-terangan. Saat itu, bagi orang awam yang tidak waspada,
mereka sama sekali tidak bisa membedakan antara lapak penjual keping CD
biasa dengan lapak plus yang menjual keping CD porno. Karena, tampilan
luarnya sama.
Periode berikutnya, ketika kewaspadaan umat mulai menurun, keping CD
porno dijual lebih terbuka. Bahkan di kawasan tertentu, menurut catatan
pengamat, tersedia lokasi khusus yang diramaikan hanya oleh sejumlah
lapak penjual CD porno.
Begitu juga dengan tanaman ganja. Menurut catatan aparat, ladang ganja
awalnya berada di antara ladang berbagai tanaman yang tergolong halalan thoyyiban.
Serta, tidak mudah diakses dari jalan raya. Periode berikutnya, ketika
kewaspadaan umat kian menurun, keberadaan ladang ganja semakin mudah
diakses dari jalan raya.
Fenomena di atas juga bisa digunakan di dalam memahami keberadaan dan
gerakan berbagai paham sesat, termasuk syi’ah. Mula-mula ia hanya dijual
secara sembunyi-sembunyi, diselipkan diantara ajaran Islam yang hanif
dan bersih dari bid’ah. Ketika ada kesempatan yang terbuka lebar, ketika
kewaspadaan umat kian menurun, bukan mustahil paham sesat syi’ah akan
mendominasi. Bahkan tidak sekedar mendominasi, tetapi meniadakan Islam.
Pendekatan pemahaman seperti ini bisa juga digunakan di dalam memahami
dan menilai RASIL: apakah benar Radio Silaturahim AM720 tidak pro
syi’ah? Selama narasumber berpaham syi’ah seperti ustadz Husen Alatas
dan ustadz Zen Al-Hady masih berada di posisinya, dan bebas menyuarakan
doktrin syi’ah pada frekwensi AM720 khz, maka umat Islam yang jeli tetap
pada kesimpulannya bahwa radio tersebut memang pro syi’ah. Tidak ada
gunanya berkilah. “Ente fikir umat Islam bahlul?”
Ibarat lontong isi alias arem-arem, ada yang di dalamnya
diselipkan cabe rawit, ada juga yang tidak. Bagi yang tidak suka pedas,
ketika tergigit cabe rawit yang berada di dalam arem-arem yang sedang
dimakannya, reaksi spontan yang dilakukan seseorang adalah langsung dilepehin
dan minum air untuk mengusir pedas. Tapi, kalau terus dikunyah bahkan
ditelan, itu namanya doyan. Apalagi bila lontong isi alias arem-arem
bercabe rawit yang dimakannya dalam jumlah banyak, itu bukan sekedar
doyan tetapi memang dimaksudkan untuk memperkenyang diri sendiri.
Tulisan berjudul Radio Silaturahim Pro Syi’ah? sebagaimana
pernah ditayangkan oleh eramuslim.com dan hingga kini masih
dipublikasikan nahimunkar.com serta beberapa blog lainnya, tidaklah
tepat disikapi dengan pendekatan jurnalistik. Karena, tulisan itu
merupakan reaksi umat Islam yang akidahnya sedang diracuni oleh
narasumber Rasil AM720.
Ibarat di medan perang, ente nembak duluan, ane bales nembak, kalo kena jidat, salah sendiri. Jangan cengeng. Jadi, untuk menyikapi tulisan berjudul Radio Silaturahim Pro Syi’ah?
sebaiknya digunakan pendekatan di medan perang. Faktanya, kalangan
syi’ah di Indonesia memang sedang memerangi akidah umat Islam dengan
gigih. Jadi, kalau umat menyimpulkan RASIL bagian dari pasukan perang
syi’ah di Indonesia, itu salah ente sendiri kenapa berada di posisi syubhat.
Upaya RASIL menepis tudingan pro syi’ah dengan menyebutkan seabrek
narasumber, bagi kami ibarat petani ganja yang sedang melindungi ladang
ganjanya dengan berbagai tumbuhan halal seperti mangga, pisang, jambu,
pepaya dan lainnya. Untuk kamuflase. Cepat atau lambat, narasumber yang
istiqomah dan teguh tauhidnya, serta tidak cenderung membela paham sesat
menyesatkan seperti syi’ah laknatullah, mereka pastilah akan angkat
kaki bila RASIL ternyata tetap menjadi salah satu corong syi’ah dan
paham sesat lainnya.
Tentu merupakan sesuatu yang positif bila RASIL bersama MERC
membangun Rumah Sakit Indonesia di Ghaza (Palestina). Namun apa artinya
itu semua bila pada saat bersamaan RASIL justru merusak akidah umat
Islam Indonesia dengan paham sesat syi’ah laknatullah. Jauh-jauh
membangun rumah sakit di negeri orang, sementara itu merusak akidah di
negeri sendiri. Apakah Allah ridho?
Begitu juga dengan upaya RASIL di bidang pemberdayaan ekonomi umat
dan pendidikan, agar umat Islam tidak tertindas, tentu merupakan sesuatu
yang konstruktif. Namun apa artinya itu semua bila pada saat bersamaan
RASIL justru menindas akidah umat dengan racun syi’ah yang dipancarkan
melalui frewensi AM720 khz?
Ibarat seorang koruptor yang menyisihkan sebagian hasil korupsinya
untuk membiayai anak-anak kurang mampu bersekolah, nyumbang mesjid,
rajin shalat lima waktu, ikut majlis taklim, membiayai keluarga besarnya
umrah dan haji; apakah berarti tindakan korupsinya menjadi benar?
Ibarat seorang pelacur yang menjalankan profesinya demi memenuhi
kebutuhan hidup, demi memenuhi biaya pendidikan anak-anaknya, untuk
bayar sewa rumah, demi membiayai orangtuanya yang sudah tua dan
sakit-sakitan; apakah berarti tindakannya sebagai pelacur menjadi benar?
Sebanyak apapun kebaikan yang dilakukan RASIL, namun bila pada saat
bersamaan menjadi corong paham sesat syi’ah laknatullah, apakah Allah
mau menggolongkan kebaikan itu sebagai amal saleh yang layak diterima di
sisi-Nya?
Upaya RASIL menepis tudingan pro syi’ah dengan mengatakan bahwa
apa-apa yang disampaikan ustadz Zen Al-Hady merupakan pendapat pribadi
yang bersangkutan, jelas sangat tidak masuk akal. Karena, ustadz Zen
Al-Hady adalah narasumber resmi RASIL, yang saat itu sedang mengisi
program resmi RASIL. Apalagi, materi yang disampaikan ustadz Zen Al-Hady
bukanlah tergolong ‘pendapat pribadi’ tetapi merupakan materi doktrin
yang biasa dijajakan oleh para misionaris syi’ah lainnya.
Bagi kami, materi doktrin syi’ah yang disampaikan ustadz Zen Al-Hady
bukanlah sesuatu yang tergolong khilaf atau tanpa disengaja, tetapi
jelas-jelas merupakan sesuatu yang direncanakan. Apalagi, adanya sosok
rekayasa bernama Dominggus yang memperkuat dugaan bahwa misionaris
syi’ah yang berada di RASIL AM720 serius menjalankan misinya dan
profesional untuk melakukan misinya.
Sosok rekayasa Dominggus, pada kesempatan itu seolah-olah memberi
kesan bahwa ia mualaf yang tertarik masuk Islam berkat binaan komunitas
tertentu. Sedangkan komunitas tertentu tadi, praktik ibadah dan
kulturalnya yang berselimut bid’ah-khurafat-takhayul, pernah dinyatakan
sesat oleh pemerintah Saudi Arabia. Bahkan ustadz Zen Al-Hady
mengaku-aku memiliki dokumen asli pemerintah Saudi yang menyatakan
kesesatan komunitas tertentu tadi.
Perbuatan ustadz Zen Al-Hady, tidak semata-mata dakwah, tetapi sudah
bermuatan provokasi selain dakwah syi’ah. Ia memprovokasi umat Islam
agar berbenturan dengan kaum nasrani (mungkin katholik maksudnya),
melalui ditampilkannya sosok rekayasa Dominggus. Ia juga memprovokasi
komunitas tertentu dengan umat Islam yang anti bid’ah-khurafat-takhayul.
Bahkan ustadz Zen Al-Hady seolah-olah sedang berusaha membentuk opini
negatif terhadap pemerintahan Saudi yang dikesankannya bersekutu dengan
pemerintah kafir.
Sesungguhnya tidak ada celah bagi RASIL untuk melepaskan diri dari
tanggung jawab di dalam tindakan menyebarkan paham sesat syi’ah
laknatullah secara sadar dan terencana oleh salah satu narasumbernya.
Seharusnya, RASIL minta maaf kepada umat Islam, bukan meminta Eramuslim
untuk menarik tulisan berjudul Radio Silaturahim Pro Syi’ah?
dari laman web-nya. Meski tulisan itu sudah tidak tampil lagi di laman
web eramuslim.com, namun masih eksis di berbagai blog dan tembolok search engine google.
Paham sesat syi’ah adalah induk kesesatan. Persoalan syi’ah merupakan
wilayah akidah bukan perbedaan pandangan mazhabiyah, bukan pula sekadar
wilayah jurnalistik, bukan debat kusir tapi PERANG. Selain merupakan
induk kesesatan, paham sesat syi’ah juga jauh lebih berbahaya daripada
PKI (komunisme) yang langsung ketahuan bahwa mereka anti Tuhan. Karena,
misionaris syi’ah ngerti agama, ngerti Al-Qur’an dan Hadits, shalatnya
nyaris sama, dan sebagainya. Sehingga, mudah mengecoh kalangan awam yang
tingkat kewaspadaannya rendah, ilmunya rendah, dan imannya rendah.
Timbul pertanyaan di benak umat: apakah keberadaan misionaris syi’ah
di RASIL AM720 dan upayanya menyebarluaskan paham sesat syi’ah di
frekwensi tersebut merupakan ketidak-sengajaan, merupakan ketidak-tahuan
pengelola RASIL atau justru merupakan bagian dari proses pembiaran?
Kami hanya mengingatkan, jangan campur adukkan yang HAQ dengan yang
BATHIL.
Dan janganlah kamu campur
adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang
hak itu, sedang kamu mengetahui. (QS Al-Baqarah: 42).
Ilustrasi dari konsultasisyariah
(haji/tede/nahimunkar.com)