Musik

Selasa, 09 Agustus 2011

Allah tuh... sayang banget sama kita.

Indonesia , negeri jamrud khatulistiwa yang terbentang dari sabang sampai merauke, saat ini sedang dirundung malang .
Negeri yang dijuluki gemah ripah loh jinawi pada jaman keemasannya, kini sedang berada di titik nadir yang terendah.
Bencana yang tak kunjung berhenti sejak Tsunami besar melanda serambi Mekkah Nangroe Aceh Darussalam hingga yang baru – baru ini bencana Lumpur lapindo dan juga banjir serta tanah longsor yang terjadi di mana – mana hingga jalan tol dan memasuki Istana kepresidenan .

 
Belum lagi harga bahan pokok yang melonjak naik , bahkan juga berimbas pada makanan tradisional seperti tempe yang untuk beberapa saat langka di pasaran . Ironi , makanan tempe yang terkenal sebagai makanan rakyat jelata ternyata mengimpor dari Amerika untuk bahan dasarnya , padahal yang dipikir selama ini justru hanya junk food adalah makanan yang kita kenal berasal dari Negara itu , lebih bergengsi katanya , padahal di sana sendiri itu katanya makanan sampah karena mengandung banyak kolesterol dan nabati . Tapi intinya adalah kembali bangga dengan makanan asli negeri sendiri yang berasal dari alam dan tentunya sehat .
Negeri ini sich katanya emang lagi carut marut , korupsi lagi merajalela ( itu menurut kata peramal terkenal ) , banyak kejadian parah daripada tahun 2007 , banyak pesawat jatuh , kapal tenggelam , dan badai yang akan terus menghantam negeri ini . Seram ya … , tapi apa lantas kita langsung percaya tanpa berbuat apa – apa ? Ironis dan tragis sekali ya , percaya pada makhluk yang saya yakin dia juga belum tahu kapan dia meninggal .
Wah kayaknya negeri ini sedang diliputi oleh awan kelam yang tebal dan menyelimuti akal sehat kita .
Lantas siapa yang harus disalahkan ? pemerintahnya ? Presidennya ? wakil rakyatnya ? atau kita sebagai rakyat nya ? Para koruptor yang tega merampas hak kita dengan menebang hutan sembarangan , mengebor tanpa mikir jadi apa nantinya ? Para investor asing yang menanam modalnya di sini dan mengeruk sumber daya alam kita sampai ludes – des . Begitu ?
Atau barangkali karena di negeri ini kekurangan professor, tenaga ahli, orang pintar, sarjana ? Rasanya ngga juga kalo dibilang kita ngga punya orang pintar, nyatanya di suatu berita yang saya baca , dalam pembuatan pesawat super gede airbus 380 , justru sayapnya adalah buatan Indonesia yang dikerjakan di PT Dirgantara Indonesia yang sampai sekarang belum jelas penyelesaiannya .Banyak juga generasi muda kita yang jadi juara olimpiade di bidang sains dan pengetahuan . Lantas di mana letak kesalahannya ?
Untuk bidang lingkungan yang sekarang lagi ancur – cur , banyak hutan kebakaran , Lumpur lapindo yang ngga reda – reda , species hewan langka yang banyak punah , banjir dan tanah longsor di mana – mana karena disebabkan penggundulan hutan , pembangunan real estate dan perumahan mewah , sementara hampir 100 juta orang di Indonesia miskin dan ngga punya tempat tinggal yang layak meski di tanah kelahirannya sendiri .
Yach , pokoknya ngomongin negeri ini ngga ada habis – habisnya dech . Malang terus nasibnya , meski udah berganti berapa kali pemerintah , katanya pengamat ekonomi ( abis terlalu banyak pengamat dan komentator yang bermunculan bak jamur di musim hujan , tanpa jelas latar belakang ilmu dan pengalamannya , yang bisanya Cuma ngomong doang tanpa aksi ) Indonesia tetap miskin , memiliki penganguran terbanyak dan akan kehilangan sumber daya alamnya dalam beberapa tahun ke depan.
Kalo sudah begini , mungkin akan timbul pertanyaan, seperti lagunya Ebiet G ade
“ Apa alam mulai bosan sama tingkah kita ?”
Dan bahkan lebih ekstrem dengan bilang begini
“ Apa Allah sudah ngga sayang sama kita ? apa dia murka sehingga menurunkan bencana dan azab pada Negara Indonesia ini tanpa henti – hentinya ?
Apakah dia marah karena prostitusi hidup subur di negeri ini , perjudian yang tak kunjung hilang , minuman berakohol yang bias di dapat dengan mudah ? “
Coba dech kita lebih intropeksi dalam diri , apa yang sebenarnya terjadi ? benar Allah sudah ngga sayang lagi sama kita ?
Merenung sejenak untuk beberapa saat , matahari masih terbit di tempatnya , ikan laut masih berada di dalam lautan yang luas, buah – buahan masih tumbuh berikut sayur mayurnya, kita masih punya nafas untuk bertahan hidup, masih punya mata untuk melihat dunia dan segala isinya, masih ada oksigen yang bisa dihirup, masih ada burung yang berkicau, masih ada pohon – pohon yang tumbuh alami, masih ada lahan yang bias ditanami padi.
Mengutip surat Ar – Rahman
“ Lalu nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang ingin kamu dustakan ? “
Sebenarnya, Allah sangat sayang sama kita , meskipun kadang kitanya yang ngga sayang sama dia, menjauhi bahkan tak jarang melupakan semua nikmat yang telah diberi , semua anugrah yang telah dia beri.
Ini semua bukan bencana kalo kita mau berpikir dengan jernih . Justru ini adalah teguran sayang sama kita untuk tetap tunduk dan tawadhu padanya , mengakui keegoisan yang kita miliki , mengakui kelemahan yang kita punya, mengakui kesalahan kita karena sangking rakusnya kita lupa untuk menjaga keseimbangan ala mini, sehingga bencana timbul di mana – mana . Dan jelasnya Allah ingin kita berubah menyadari kesalahan supaya lebih baik lagi di masa depan .
Dalam Al – Qur`an Allah juga telah menyebutkan
“ Tidak akan berubah nasib suatu kaum ( bangsa ) kalau mereka hanya berpangku tangan dan tidak merubahnya “
Jangan mimpi dulu untuk bertekad merubah dan menasehati orang lain , tapi intip dulu apa yang sudah kita lakukan .
Tak perlu hal – hal yang besar , namun mulailah dari yang kecil
Tak perlu skala besar , tapi lebih pada skala kecil dan dari lingkungan keluarga .
Tak perlu menunggu sanjungan dan pujian , tapi ikhlas dengan niat karena Allah SWT .
Bersyukurlah selalu dengan cara menjaga lingkungan sekitar , membuang sampah pada tempatnya , mulai melakukan aksi daripada menyalahkan pemerintah . Tebarkan kasih sayang dan rahmat pada seluruh alam , Ingat umat muslim adalah umat Nabi Muhammad yang nota bene adalah rahmat bagi seluruh alam .
Kembalilah pada Al – Qur`an yang banyak memberi petunjuk bagaimana menjaga kelestarian dan melindungi sumber daya alam yang ada. Jangan rakus, jangan emosi, hadapi semua dengan saling bergandeng tangan tanpa melihat perbedaan.
Manusia sukses dan berhasil , adalah yang mampu menjaga hubungan dengan alam dan Sang Khaliq serta berguna dan bermanfaat bagi insan lainnya .
Mulailah sekarang, tak pernah ada kata terlambat, benahi diri dengan melakukan hal –hal kecil dalam menyelamatkan alam ini.
Biarlah banyak ahli mengatakan sudah tidak ada yang bisa diselamatkan , biarlah banyak ahli yang bilang sumber daya ini akan habis dan butuh proses lama untuk membuatnya .
Kita masih punya Allah , yang Maha segala – galanya , buktinya negeri tandus seperti Arab Saudi , hidup makmur dengan tetap merendahkan diri pada kekuasaan Allah .
Balancing antara menjaga lingkungan dan tetap beribadah pada Allah dengan menunjukkan bukti kerendahan diri dan kehambaan kita pada – NYA, Insya Allah, semua ada jalan keluarnya, Lumpur lapindo bisa berhenti, bencana banjir tak lagi terjadi, karena ada yang benar –benar menjaga hutan yang tersisa, pembangunan apartemen yang tetap memikirkan manfaat dan bukan kerusakan ekosistim karenanya .
Marilah kita saling menjaga bukan saling menyalahkan, Insya Allah Indonesia akan benar – benar menjadi Negara Madinatul Iman yang Madani.
Murka – NYA Allah tak bisa mendahului Rahmat dan Kasih sayang – NYA .
Kembalilah pada Allah , pasrahkan diri, ikhlaskan hati dan berusaha sebaik mungkin, dan ingat JAGALAH HATI, bersihkan hati.
Bertaubatlah, sadarlah dengan kealpaan dan lemahnya kita sebagai insan manusia, hidup berdampingan lah yang rukun dengan sesama makhluk dan alam dengan segala isinya. Tak ada yang abadi dan sempurna di dunia ini , karena kesempurnaan dan keabadian itu hanya milik Allah (seperti yang selalu didengungkan oleh Ibu Hj. Dorce Gamalama)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar