Bila terdapat keluarga atau muslim lain yang meninggal di tempat yang jauh sehingga jenazahnya tidak bisa dihadirkan maka dapat dilakukan salat ghaib atas jenazah tersebut. Pelaksanaannya serupa dengan salat jenazah, perbedaan hanya pada niat salatnya.
Niat salat ghaib :"Ushalli 'alaa mayyiti (Fulanin) al ghaaibi arba'a takbiraatin fardlal kifaayati lillahi ta'alaa" Artinya : "aku niat salat gaib atas mayat (fulanin) empat takbir fardu kifayah sebagai (makmum/imam) karena Allah""
kata fulanin diganti dengan nama mayat yang disalati.
Ringkasan Cara Pelaksanaan Jenazah [Shalat Jenazah, Menguburkan Mayyit]
Rabu, 17 Maret 2004 07:15:43 WIB
RINGKASAN CARA PELAKSANAAN JENAZAH
Oleh
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
Bagian Ketiga dari Lima Tulisan [3/5]
[Tulisan ini hanya ringkasan dan tidak memuat dalil-dalil semua permasalahan secara terperinci. Maka barangsiapa di antara pembaca yang ingin mengetahui dalil-dalil setiap pembahasan dipersilahkan membaca kitab aslinya "Ahkamul Janaaiz wa Bid'ihaa" karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah]
XII SHALAT JENAZAH
[1] Menshalati mayat muslim hukumnya fardhu kifayah
[2] Yang tidak wajib hukumnya dishalati (tapi boleh) :
a. Anak yang belum baligh [Boleh dishalati meskipun lahir karena keguguran, yaitu yang gugur dari kandungan ibunya sebelum sempurna umur kandungan. Ini jika umurnya dalam kandungan ibunya sampai empat bulan. Jika gugur sebelum empat bulan maka ia tidak dishalati].
b. Orang yang mati syahid
[3] Disyariatkan menshalati :
a. Orang yang meninggal karena dibunuh dalam pelaksaanaan huhud hukum Allah
b. Orang yang berbuat dosa dan melakukan hal-hal yang haram. Orang ahlul ilmi dan ahlul diin tidak menshalati supaya menjadi pelajaran bagi orang-orang yang seperti itu
c. Orang yang berutang yang tidak meninggalkan harta yang bisa menutupi utang-utangnya, maka orang yang seperti ini dihsalati
d. Orang yang dikuburkan sebelum dishalati (atau sebagian orang sudah menshalati sementara yang lainnya belum menshalati) maka mereka boleh menshalati di kuburnya.
e. Orang yang mati di suatu tempat dimana tidak ada seorangpun yang menshalati di sana, maka sekelompok kaum muslimin menshalatinya dengan shalat gaib. [Karena tidak semua yang meninggal dishalati dengan shalat gaib]
[4] Diharamkan menshalati, memohonkan ampunan dan rahmat untuk orang-orang kafir dan orang-orang munafik [mereka bisa diketahui dari sikap mereka memperolok-olokkan serta memusuhi hukum dan syari'at Islam, dengan ciri-ciri yang lain].
[5] Berjamaah dalam shalat jenazah hukumnya wajib, seperti halnya dengan shalat-shalat wajib yang lainnya. Jika merek shalat jenazah satu persatu/sendiri-sendiri maka kewajiban shalat jenazah sudah terpenuhi, tetapi mereka berdosa karena meninggalkan jama'ah, wallahu 'alam.
[6] Jumlah minimal jemaah yang tersebutkan dalam pelaksanaan shalat jenazah adalah tiga orang.
[7] Lebih banyak jumlah jamaah lebih afdhal bagi mayyit.
[8] Disukai membuat shaf/baris di belakang imam tiga shaf ke atas.
[9] Jika yang shalat dengan imam hanya satu orang, maka orang itu tidak berdiri pas di samping imam sejajar seperti halnya dalam shalat-shalat lain, tapi ia berdiri di belakang imam. [Dari sini anda mengetahui kesalahan banyak orang bahkan orang-orang terpelajar yaitu dalam shalat-shalat biasa lainnya jika hanya berdua maka yang ma'mum mundur sedikit dari posisi yang sejajar imam].
[10] Pemimpin umat atau wakilnya lebih berhak menjadi imam dalam shalat, jika keduanya tidak ada maka yang lebih pantas mengimami adalah yang lebih baik bacaan/hafalan Qur'an-nya, kemudian yang selanjutnya tersebutkan dalam sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
[11] Jika kebetulkan banyak sekali jenazah terdiri dari jenazah laki-laki dan jenazah wanita, maka mereka dishalati sekali shalat. Jenazah laki-laki (meskipun masih anak-anak) diletakkan lebih dekat dengan imam, sedangkan jenazah wanita di arah kiblat.
[12] Boleh juga dishalati satu persatu, karena ini adalah hukum asalnya.
[13] Lebih afdhal jika shalat jenazah di luar masjid, yaitu di suatu tempat yang disiapkan untuk shalat jenazah, dan boleh juga di masjid karena semuanya ini pernah diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
[14] Tidak boleh shalat jenazah di antara [pekuburan [Bagi yang mencermati baik-baik, hal ini tidak bertentangan dengan yang disebutkan di Bagian XII No.3 bagian (d)]
[15] Imam berdiri di posisi kepala mayat laki-laki dan di posisi pertengahan mayat wanita.
[16] Bertakbir 4 kali inilah yang paling kuat atau 5 sampai 9 kali, semua ini sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lebih utama jika diragamkan, kadang-kadang mengamalkan yang satu dan kadang-kadang mengamalkan yang lain.
[17] Disyariatkan mengangkat kedua tangan pada takbir yang pertama saja.
[18] Lalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri lalu menempelkan di dada.
[19] Setelah takbir yang pertama membaca surah Al-Fatihah dan satu surah. [Disini tidak ada penjelasan yang menyebutkan adanya do'a istiftaah]
[20] Bacaan dalam shalat jenazah sifatnya sir [pelan].
[21] Lalu takbir yang kedua kemudian membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
[22] Lalu bertakbir untuk takbir selanjutnya, dan mengikhlaskan doa untuk mayyit.
[23] Berdoa dengan doa yang sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti : "Alahumma 'abduka wabna amatika ahyaaja ilaa rahmatika wa anta ghaniyyi an 'adzabihi in kana muhsinan farid fii hasanaatihi, saayyian fatajawaja 'an sayyiatihi" Artinya : "Ya Allah, ini adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, ia memerlukan rahmat-Mu, Engkau berkuasa untuk tidak menyiksanya, jika ia baik maka tambahlah kebaikannya, jika ia jahat maka maafkanlah kejahatannya"
[24] Berdoa antara takbir yang terakhir dengan salam disyariatkan.
[25] Kemudian salam dua kali seperti halnya pada shalat wajib yang lain, yang pertama ke kanan dan yang kedua ke kiri, boleh juga salam hanya satu kali, karena kedua cara ini tersebutkan dalam sunnah.
[26] Menurut sunnah salam pada shalat jenazah dengan cara sir (pelan), bagi imam dan orang-orang yang ikut di belalakangnya.
[27] Tidak boleh shalat pada waktu-waktu terlarang, kecuali karena darurat. [waktu-waktu terlarang ; saat terbitnya matahari, tatkala matahari pas dipertengahan dan tatkala terbenam]
XIII MENGUBURKAN MAYYIT
[1] Wajib menguburkan mayyit, meskipun kafir.
[2] Tidak boleh menguburkan seorang muslim dengan seorang kafir, begitu pula sebaliknya, harus dipekuburan masing-masing.
[3] Menurut sunnah Rasul, menguburkan di tempat penguburan, kecuali orang-orang yang mati syahid mereka dikuburkan di lokasi mereka gugur tidak dipindahkan ke penguburan. [Hal ini memuat bantahan terhadap sebagian orang yang mewasiatkan supaya dikuburkan di masjid atau di makam khusus atau di tempat lainnya yang sebenarnya tidak boleh di dalam syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala]
[4] Tidak boleh menguburkan pada waktu-waktu terlarang [Lihat Bagian XII No 27] atau pada waktu malam, kecuali karena dalam keadaan darurat, meskipun dengan cara memakai lampu dan turun di lubang kubur untuk memudahkan pelaksanaan penguburan.
[5] Wajib memperdalam lubang kubur, memperluas serta memperbaiki.
[6] Penataan kubur tempat mayat ada dua cara yang dibolehkan :
[a] Lahad : yaitu melubangi liang kubur ke arah kiblat (ini yang afdhal).
[b] Syaq : Melubangi ke bawah di pertengahan liang kubur.
[7] Dalam kondisi darurat boleh menguburkan dalam satu lubang dua mayat atau lebih, dan yang lebih didahulukan adalah yang lebih afdhal di antara mereka.
[8] Yang menurunkan mayat adalah kaum laki-laki (mekipun mayatnya perempuan).
[9] Para wali-wali si mayyit lebih berhak menurunkannya.
[10] Boleh seorang suami mengerjakan sendiri penguburan istrinya.
[11] Dipersyaratkan bagi yang menguburkan wanita ; yang semalam itu tidak menyetubuhi isterinya.
[12] Menurut sunnah : memasukkan mayat dari arah belakang liang kubur.
[13] Meletakkan mayat di atas sebelah kanannya, wajahnya menghadap kiblat, kepala dan kedua kakinya melentang ke kanan dan kekiri kiblat.
[14] Orang yang meletakkan mayat di kubur membaca : "bismillahi wa'alaa sunnati rasuulillahi shallallahu 'alaihi wa sallama" -Artinya : '(Aku meletakkannya) dengan nama Allah dan menurut sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam" atau : "bismillahi wa 'alaa millati rasulillahi shallallahu 'alaihi wa sallama" - Artinya : "(Aku meletakkan) dengan nama Allah dan menurut millah (agama) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam".
[15] Setelah menimbun kubur disunnahkan hal-hal berikut :
a. Meninggikan kubur sekitar sejengkal dari permukaan tanah, tida diratakan, supaya dapat dikenal dan dipelihara serta tidak dihinakan.
b. Meninggikan hanya dengan batas yang tersebut tadi.
c. Memberi tanda dengan batu atau selain batu supaya dikenali.
d. Berdiri di kubur sambil mendoakan dan memerintahkan kepada yang hadir supaya mendoakan dan memohonkan ampunan juga. (Inilah yang tersebutkan di dalam sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam, adapun talqin yang banyak dilakukan oleh orang-orang awam pada zaman ini maka hal itu tidak ada dalil landasannya di dalam sunnah).
[16] Boleh duduk saat pemakaman dengan maksud memberi peringatan orang-orang yang hadir akan kematian serta alam setelah kematian. [Hadits Al-Barra bin 'Aazib]
[17] Menggali kuburan sebagai persiapan sebelum mati, yang dilakukan oleh sebagian orang adalah perbuatan yang tidak dianjurkan dalam syari'at, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah melakukan hal itu, para sahabat beliaupun tidak melakukannya. Seorang hamba tidak mengetahui di mana ia akan mati. Jika ia melakukan hal itu dengan dalih supaya bersiap-siap mati atau untuk mengingat kematian maka itu dapat dilakukan dengan cara memperbanyak amalan shaleh, berziarah ke kubur, bukan dengan cara melakukan hal-hal yang hanya dibikin-bikin oleh orang
[Disalin dari kitab Muhtasar Kitab Ahkaamul Janaaiz wa Bid'auha, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany, diringkas oleh Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid dan diterjemahkan oleh Muhammad Dahri Komaruddin]
CARA SHOLAT JENAZAH
Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia.
Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut:
Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat.
Mayit sudah dimandikan dan dikafani.
Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat dilakukan di atas kubur atau shalat gaib.
A. Rukun dan Cara Mengerjakan Shalat Jenazah
Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan iqmat. Setelah berdiri sebagaimana mestinya, maka:
1. Niat melakukan shalat mayit dengan 4 kali takbir.
Niatnya: (untuk mayit laki-laki)
Ushallii alaa hadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’alaa.
Artinya:
Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah.
Niat (untuk mayit perempuan)
Ushallii alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa.
2. Takbir Pertama
Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan “Allahu akbar” sambil meletakan tangan kanan di atas tangan kiri di atas perut (sidakep), kemudian membaca Al-Fatihah, setelah membaca Al-Fatihah lalu takbir “Allahu akbar”
3. Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat:
Allahumma shalli ‘alaa Muhammad
Artinya:
“Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad”
Lebih sempurna lagi jika membaca shalawat sebagai berikut:
Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin. Kamaa shallaita ‘alaa Ibrahim wa ‘allaa aali Ibrahim. Wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aalii Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim fil-‘aalamiina innaka hamiidummajid.
Artinya:
“Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. DI seluruh ala mini Tuhanlah yang terpuji Yang Maha Mulia.”
4. Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa:
Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu.
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dab sejahtera, maafkanlah dia.”
Lebih sempurna lagi jika membaca doa:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ
وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ
مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ
وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ
وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ
وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّار
Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wawassa’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’i watstsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yu-naqqatats-tsaubul-abyadhu minad-danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a’iduhu min ‘adabil qabri wa ‘adabin nar
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka.”
(HR. Muslim)
Keterangan:
Jika mayit perempuan kata lahu menjadi lahaa.
Jika mayit anak-anak doanya adalah:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًَا لِاَبَوَيْهِ وَسَلَفًا وَذُخْرًا
وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا وَ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا
وَاَفْرِغِ الصَّبْرَعَلىٰ قُلُوْبِهِمَا وَلاَ تَفْتِنْهُمَا بَعْدَهُ
وَلاَ تَحْرِ مْهُمَا اَجْرَهُ
Allahummaj’alhu faratan li abawaihi wa salafan wa dzukhro
wa’idhotaw wa’tibaaraw wa syafii’an wa tsaqqil bihii mawaa ziinahuma
wa-afri-ghish-shabra ‘alaa quluu bihimaa wa laa taf-tin-humaa ba’dahu
wa laa tahrim humaa ajrahu
Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang tuanya.”
5. Selesai takbir keempat, lalu membaca:
اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْناَ أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَناَ وَلَهُ
Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir lanaa wa lahu.
Artinya:
“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau member kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
6. Kemudian setelah salam membaca:
As-sallamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
Artinya:
“Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”
B. Keutamaan dilakukannya Shalat Jenazah
Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa menghadiri jenazah sampai jenazah itu disalati, maka ia mendapatkan satu qirath. Dan barang siapa menghadirinya sampai jenazah itu dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirath. Ada yang bertanya: Apakah dua qirath itu? Rasulullah saw. bersabda: Sama dengan dua gunung yang besar.” (HR Abu Hurairah)
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa menyalati jenazah, maka ia mendapatkan satu qirath. Jika ia menghadiri penguburannya, maka ia mendapatkan dua qirath. Satu qirath sama dengan gunung Uhud.” (HR Tsauban)
NB: untuk menambah pemahaman tentang sholat jenazah saya link kan dengan video di youtube cara sholat jenazah untuk laki laki dan untuk perempuan agar suara tidak bercampur silahkan di “PAUSE” live musik di sidebar sebelah kanan anda.
mudah mudahan bermanfaat
..........................................
QS 101: Al Qaari’ah ( Peristiwa Besar)
11 ayat
1. Alqaari’ah
2. Mal qaari’ah
3. Wa maa adraaka mal qaari’ah
4. Yauma yakuunun naasu kal faraasyil mabtsuuts
5. Wa takuunul jibaalu kal’ihnil manfuusy
6. Fa ammaa man tsaqulat mawaaziinuh
7. Fa huwa fii’iisyatir raadhiyah
8. Wa ammaa man khaffat mawaaziinuh
9. Fa ummuhuu haawiyah
10. Wa maa adraaka maa hiyah
11. Naarun haamiyah
Perintah Haji (2:196-197
Boleh berdagang di musim haji (2:198)
Al Qur’an diturunkan untuk seluruh manusia (3:138)
Bersumpah dengan nama Allah untuk maksud tidak baik tidak boleh (2:224)
Perintah Qurban (Al Kautsar – QS 108: 2; Al Hajj – S 22: 36-37
Perubahan arah kiblat dari M. Aqsha ke M. Haram/ Ka’bah (2:144)
Perintah Qurban (Al Kautsar – QS 108: 2; Al Hajj – S 22: 36-37
Perubahan arah kiblat dari M. Aqsha ke M. Haram/ Ka’bah (2:144)
QS 84: Al Insyiqaaq (25 ayat)
1. Idzas samaa-un syaqqat
2. Wa adzinat li rabbihaa wa huqqat
3. Wa idzal ardhu muddat
4. Wa alqat maa fiihaa wa takhallat
5. Wa adzinat li rabbinaa wa huqqat
6. Yaa ayyuhal insaanu innaka kaadihun ilaa rabbika kad-han fa mulaaqiih
7. Fa ammaa man uutiya kitaabahuu bi yamiinih
8. Fa saufa yuhaasabu hisaabay yasiiraa
9. Way an qalibu ilaa ahlihii masruuraa
10. Wa amma man uutiya kitaabahuu waraa-a zhahrih
11. Fa saufa yad’uu tsubuuraa
12. Wa yashlaa sa’iiraaa
13. Innahuu kaana fii ahlihii masruuraa
14. Innahuu zhanna al lay yahuur
15. Balaa inna rabbahuu kaana bihii bashiiraa
16. Falaa uqsimu bisy syafaq
17. Wal laili wa maa wasaq
18. Wal qamari idzat tasaq
19. La tarkabuuna thabaqan ‘an thabaq
20. Fa maa lahum laa yu’minuun
21. Wa idzaa quri-a ‘alaihimulqur-aanu laa yasjuduun
22. Balil ladziina kafaruu yukadzdzibuun
23. Wallaahu a’lamu bi maa yuu’uun
24. Fa basysyirhum bi ‘adzaabin aliim
25. Illal ladziina aamanuu wa ‘amilush shaalihaatilahum ajrun ghairu mamnuun
QS 85: Al Buruuj (22 ayat)
1. Was samaa-i dzaatil buruuj
2. Wal yaumil mau’uud
3. Wa syaahidiw wa masyhuud
4. Qutila ash-haabul ukhduud
5. Annari dzaatil waquud
6. Idz hum ‘alaihaa qu’uud
7. Wa hum ‘alaa maa yaf’aluuna bil mu’miniina syuhuud
8. Wa maa naqamuu minhum illaa ay yu’minuu billaahil ‘aziizil hamid
9. Alladzii lahuu mulkus samaawaati wal ardhi wallaahu ‘alaa kulli syai-in syahid
10. Innal ladziina fatanul mu’miniina wal mu’minaati tsumma lam yatuubuu falahum ‘adzaabu jahannama wa lahum ‘adzaabul hariiq
11. Innal ladziina aamanuu wa ‘amilushshalihaati lahum jannaatun tajrii min tahtihhal anhaaru dzalikal fauzul kabiir
12. Inna bathsya rabbika la syadiid
13. Inahuu huwa yubdi-u wa yu’iid
14. Wa huwal ghafuurul waduud
15. Dzul ‘arsyil majiid
16. Fa’ ‘aalul li maa yuriid
17. Hal ataaka hadiitsul junuud
18. Fir’auna wa Tsamuud
19. Balil ladziina kafaruu fii takdziib
20. Wallaahu miw waraa-ihim muhiith
21. Bal huwa quraanum majiid
22. Fii lauhim mahfuudz
QS 86 Ath Thaariq (17 ayat)
1. Was samaa-i wath thaariq
2. Wa maa adraaka math thaariq
3. Annajmutstsaaqib
4. In kullu nafsil lammaa ‘alaihaa haafizh
5. Fal yanzhuril insaanu mimma khuliq
6. Khuliqa mim maa in daafiq
7. Yakhruju mim bainish shulbi wat taraa-ib
8. Innahuu ‘alaa raj’ihii la qaadir
9. Yauma tublas saraa-ir
10. Fa maa lahuu min quwwatiw wa laanaashir
11. Was samaa-i dzaatir raj’i
12. Wal ardhi dzaatish shad’i
13. Innahuu laa qaulun fashl
14. Wa maa huwa bil hazl
15. Innahum yakiiduuna kaidaa
16. Wa akiidu kaidaa
17. Fa mahhilil kaafiriina amhilhum ruwaidaa
QS 100: Al ‘Aadiyaat (Yang Berlari) – 11 ayat
1. Wal ‘aadiyaati dhab-haa
2. Fal muuriyaati qad-haa
3. Fal mughiiraati shub-haa
4. Fa atsarna bihii naq’aa
5. Fa washatna bihii jam’aa
6. Innal insaana li rabbihii la kanuud
7. Wa innahuu ‘alaa dzaalika la syahiid
8. Wa innahuu li hubbil khairi la syadiid
9. Afalaa ya’lamu idzaa bu’tsira maa fil qubuur
10. Wa hushshila maa fish shuduur
11. Inna rabbahum bihim yauma-idzil la khabiir
QS 88 Al Ghaasyiyah (26 ayat)
1. Hal ataaka hadiitsul ghaasiyah
2. Wujuuhuy yauma-idzin khaasyi’ah
3. ‘Aamilatun naashibah
4. Tashlaa naaran haamiyah
5. Tusqaa min ‘ainin aaniyah
6. Laisa lahum tha’aamun illa min dharii’
7. Laa yusminu wa laa yughnii min juu’
8. Wujuuhuy yauma-idzin naa’imah
9. Li sa’yihaa raadhiyah
10. Fii jannatin ‘aaliyah
11. Laa tasma’u fiihaa laaghiyah
12. Fiihaa ‘ainun jaariyah
13. Fiihaa sururuum marfuu’ah
14. Wa akwaabum maudhuu’ah
15. Wa namaariqu mashfuufah
16. Wa zaraabiyyu mabtsuutsah
17. Afalaa yanzhuruuna ilal ibili kaifa khuliqat
18. Wa ilas samaa-i kaifa rufi’at
19. Wa ilal jibaali kaifa nushibat
20. Wa ilal ardhi kaifa suthihat
21. Fa dzakkir innamaa anta mudzakiir
22. Lasta ‘alaihim bi mushaithir
23. Illaa man tawallaa wa kafar
24. Fa yu’adzdzibuhullaahul ‘adzaabal akbar
25. Inna ilainaa iyaabahum
26. Tsumma inna ‘alainaa hisaabahum
QS 59: 18-24 Al Hasyr
18:Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaaha wal tanzhur nafsum maa qaddamat li ghadin wat taqullaaha innallaaha khabiirum bi maa ta’maluun.
19:Wa laa takuunuu kal ladziina nasullaaha fa ansaahum anfusahum ulaa-ika humul faasiquun.
20: Laa yastawii ash-haabun naari wa ash haabul jannati ash-habul jannati humul faa izuun.
21: Lau anzalnaahaadzal qur-aana ‘alaa jabalil la ra-aitahuu khaasyi’am mutashaddi’ammin khasyyatillaahi wa tilkal amtsaalu nadhribuhaa lin naasi la’allahum yatafakkaruun.
22: Huwallahul ladzii laa ilaaha illaa huwa ‘aalimul ghaibi wasy syahaadati huwarrahmaanur rahiim.
23: Huwallahul ladzii laa ilaaha illaa huwal malikul qudduusus salaam mu’minul muhaiminul ‘aziizul jabbarul mutakabbiru subhaanallaahi ‘ammaa yusyrikuun.
24: Huwallaahul khaaliqul baari-ul mushawwiru lahul asmaa-ul husnaa yusabbihu huwal ‘aziizul hakiim.
QS 62 Al Jumu’ah (11 ayat) –ayat 9 – 11
9. Yaa ayyuhal ladziina aamanuu idzaa nuudiya lish shalaati miy yaumil jumu’ati fas’au ilaa dzikrillaahi wa dzarul bai’a dzaalikum khairul lakum in kuntum ta’lamuun.
10.Fa idzaa qudhiyatish shalaatu fan tasyiruu fil ardhi wab taghuu min fadhlillaahi wadz kurullaaha katsiiral la’allakum tuflihuun.
11.Wa idzaa ra-au tijaaratan au lahwaanin fadhdhuu ilaihaa wa tarakuuka qaaiman qul maa ‘indallaahi khairum minal lahwi wa minat tijaarati wallaahu khairur raaziqiin.
QS 3: 133-136 ‘Aali Imraan
133:Wa saari’u ilaa maghfiratim mir rabbikum wa jannatin ‘ardhuhas samaawaatu wal ardh u’iddat lil muttaqiin.
134: Alladziina yunfiquuna fis sarraa-i wadhdharraa-i wal kaazhimiinal ghaizha wal ‘aafiina ‘anin naasi wallaahu yuhibbul muhsiniin.
135: Wal ladziina idzaa fa’aluu faahisyatan au zhalamuu anfusahum dzakarullaaha fas taghfaruu li dzunuubihim wa may yaghfirudz dzunuuba ilallaahu wa lam yus iruu ‘alaa maa fa’aluu wa hum ya’lamuun.
136: Ulaa-ika jazaa-uhum maghfiratum mir rabbihim wa jannatun tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaa wa ni’ma ajrul ‘aamiliin.
Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada waktu lapang dan pada waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Dan (juga) orang-orang yang bila berbuat keji atau zhalim terhadap dirinya, mereka ingat kepada Allah, lalu mereka memohon ampun atas dosa-dosanya. Dan siapa lagi yang dapat mengampunkan dosa melainkan Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu sedang mereka mengetahui.
Balasan bagi mereka adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik balasan orang yang beramal.
QS 98 Al Bayyinah – Bukti yang Nyata, 8 ayat
1. Lam yakunil ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrukiina munfakkiina hatta ta’tiyahumul bayyinah.
2. Rasuulum minallaahi yatlu shuhufam muthahharah.
3. Fiihaa kutubung qayyimah.
4. Wa maa tafarraqal ladziina uutul kitaaba illaa mim ba’di maa jaa-at-humul bayyinah.
5. Wa maa umiruu illaa li ya’budullaaha mukhlishiina lahud diina hunafaa-a wa yuqiimush shalaata wa yu’tuz zakaata wa dzaalika diinul qayyimah.
6. Innal ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina fii naari jahannama khalidiina fiihaa ulaa-ika hum syarrul bariyyah.
7. Innal ladziina aamanuu wa ‘amilush shaalihaati ulaa-ika hum khairul bariyyah.
8. Jazaa-uhum ‘inda rabbihim jannaatu ‘adnin tajrii min tahtihal anharu khaalidiina fiihaa abadaa radhiyallaahu anhum wa radhu ‘anhu dzaalika liman khasyiya rabbah.
QS 2: 32 Al Baqarah/ Sapi Betina, Qooluu subhanaka laa ilmaa lanaaillaa maa allamtana innaka….
QS 2 : 45 Al Baqarah/ Sapi Betina, Wastaiinuu bishshabri washsholaah…..
QS 2: 110-111 Al Baqarah/ Sapi Betina, …………….
QS 2:120-…. Al Baqarah/ Sapi Betina, ………………
QS 2:153-158 Al Baqarah/ Sapi Betina, Yaa ayyuhalladziina aamanuus ta’iinu bishshabri washshalaah …
QS 2: 156 (?) Al Baqarah/ Sapi Betina, … Qooluu innaa lillahi wa inna ilaihi raaji’uun
QS 96 Al ‘Alaq – Segumpal Darah, 19 ayat
1. Iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq.
2. Khalaqal insaana min ‘alaq.
3. Iqra’ wa rabbukal akram.
4. Alladzii ‘allama bil qalam.
5. ‘Allamal insaana maa lam ya’lam.
6. Kallaa innal insaana la yathghaa.
7. Arra-aahus taghnaa.
8. Inna ilaa rabbikar ruj’aa.
9. Ara-aital ladzii yanhaa.
10. ‘Abdan idzaa shallaa.
11. Ara-aita in kaana ‘alal hudaa.
12. Au amara bit taqwaa.
13. Ara-aita in kadzdzaba wa tawallaa.
14. Alam ya’lam bi annallaaha yaraa.
15. Kallaa la-illam yantahi la nasfa’am bin naashiyah.
16. Naashiyatin kaadzibatin khaathi-ah.
17. Fal yad’u naadiyah.
18. Sa nad’uz zabaaniyah.
19. Kallaa laa tuthi’hu was jud waq tarib.
Dalil khitan : Hadits 1. Ada sepuluh ilmu dan amal bagi bapakmu Ibrahim, yang lima di kepala yang lima lagi di tubuh. Yang di kepala: bersiwak, berkumur, membersihkan lubang hidung, mencukur kumis dan jenggot. Yang di tubuh: khitan, istihdad/ meruncing (?), mencabut bulu ketiak, memotong kuku, …………..mencukur bulu kemaluan (?)
Memerangi sombong
a. menggembala domba b. naik kendaraan murah dan sederhana c. berpakaian sederhana d. duduk bersama fakir miskin e. makan bersama keluarga f. mengucapkan salam lebih dulu g. duduk di bawah
Qadar artinya ketentuan (pelaksanaan qadha yang telah ditentukan)
Zikir:
Tahmid: Alhamdulillah
Istighfar: Astaghfirulaahhal azhiim
Tasbih: Subhanallah
Tahlil: Laa ilaa ha illallah
Ta’awudz: A’udzubillahiminasyaithaannirrajiim
Takbir: Allahu akbar Berhaul: Laa haula walaa quwwata illaa billah
Biasakan bersuci sebelum tidur dan memperbaharui wudlu setiap kali batal wudlu/ selalu berusaha menjaga diri berada dalam keadaan berwudlu
Tanda orang yang celaka:
mata kering karena tidak pernah menangis, hati keras enggan menerima kebenaran, sering berkhayal tentang kesenangan duniawi, terlalu cinta kehidupan dunia
Lupa dosa yang sudah diperbuat, selalu ingat kebaikan yang telah diperbuat, dalam hal kekayaan melihat ke atas, dalam hal ibadah mengambil minimal
Jika orang tua kita kafir jika masih hidup doakan agar mendapat hidayah dan berbuat baik serta hormat kepadanya
Tiada ada paksaan dalam beragama ( Al Baqarah - QS 2:256)
Tentang larangan judi dan khamr (2:119)
Kewajiban bermusyawarah (3:159)
Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang mempedaya (3:185)
Hukum qishash dan keutamaan memaafkan (2:178-179)
Wajib berwasiat sebelum meninggal (2:180)
Taubat yang sempurna antara lain dengan syarat:
Menyesali dosa terdahulu, menambah ilmu yang berkaitan dengan yang ditaubati
Memenuhi segala yang fardlu, menggiatkan ibadah
Mengembalikan hak orang yang dizhalimi, membuat lega orang yang pernah jadi lawan/ musuh/ dizhalimi
Mohon maaf dan halalnya dari orang yang dimusuhi/ memusuhi, mengubah pakaian dan perhiasan
Bertekad tidak mengulangi dosa tersebut, mengubah pergaulan
Melatih taat kepada Allah seperti ketaatan di masa tidak berdosa, mengubah akhlak dan perangai
Merasakan pahitnya taat seperti saat merasakan manisnya maksiat dulu, kurangi tidur dan istirahat untuk ibadah
Makan minum yang halal, bersedekah
Tentang ajal
· Aali ‘Imraan - QS 3:154 sudah ditentukan – orang yang berdiam di rumah jika ditetapkan mati di luar maka ia akan keluar ke tempat matinya telah ditentukan;
· 3:185 tiap jiwa akan merasakan mati;
· 3:145 kematian harus seizin Allah – tidak akan mati sesuatu/ seseorang dengan cara apapun jika tidak seizin Allah;
· 4:78 kita tidak dapat menghindari maut dengan cara apapun
Perintah Zakat (At Taubah – QS 9:5,11,34-35,60,73,103),22:40-41,14:7,30:39
Zakat dipungut melalui amil At Taubah/ QS 9:103 karena a. kewajiban tiap orang yang telah sampai nishab, jika tidak sengaja dipungut maka akan banyak orang yang tidak menunaikannya (perlu usaha maksimal untuk memastikannya disamping mendisiplinkan umat) atau menghindari menghitung dan niat secara tak benar b. menjaga perasaan mustahiq jika harus meminta langsung kepada muzakki c. efisiensi dan efektivitas pengumpulan dan penyaluran d. zakat bukan dikeluarkan atas dasar kedermawanan tetapi atas dasar kewajiban sehingga dapat dipaksakan (oleh pemerintahan yang berdasarkan hukum Islam) e. kebaikan dapat terujud adanya pemerataan dan rasa persaudaraan.
Tips Terbebas Dari Hutang
Doa (Allahumma Inni A’udzubika min Ghalabatid Daini, wa Ghalabatid ‘Aduwwi, wa Syamaatatil A’daai – Wahai Tuhanku, Aku berlindung kepadaMu, dari terlilit hutang, kalah oleh musuh, dan hinaan orang-orang yang tak suka padaku)
Doa Khatam Qur’an ?
Allaahummar hamnii bil Qur’aan. Waj’alhulii imaa maaw wanuurraw wahudaw warahmah. Allaahumma dzakirnii min humaa nasiitu wa’alimnii min humaa jahiltu warzuqnii tilaawatihuu aanaaa ‘allayli wa athraafannahaar. Waj’alhu lii hujjatan yaa rabbal ‘aalamiin.
Yaa Allah, rahmatilah aku dengan Al Quran dan jadilanlah untukku Al Quran sebagai pedoman, dan cahaya, dan petunjuk, dan rahmat.
Yaa Allah ingatkanlah aku dari Al Quran apa-apa yang teleh aku lupa, dan ajarkanlah aku dari Al Quran apa-apa yang belum aku ketahui, dan berikanlah aku rizki dengan membaca Al Quran pada tengah malam dan penghujung siang, dan jadikanlah Al Quran untukku sebagai pembela, Wahai Tuhan semesta alam.
Allahumma ‘innii ‘a’uudzubika minal hammi wal hazan, wa ‘a’uudzubika minal ‘ajzi wal kasal, wa ‘a’uudzubika minal jubni wal buhl, wa ‘a’uudzubika min ghalabatid dayni waqahrir rijaal
Artinya: Ya Allah! Aku berlindung kepada Engkau daripada duka dan susah dan berlindung daripada lemah dan malas dan berlindung daripada takut dan bakhil/ kikir dan berlindung daripada banyak hutang dan penindasan orang.
Beda Qadha dan Qadar
Para ulama berbeda pendapat tentang perbedaan antara keduanya.
Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa Qadar adalah ketetapan Allah SWT di waktu terdahulu, sedangkan Qadha adalah keputusan Allah SWT tentang sesuatu ketika terjadi.
Jika Allah SWT menetapkan sesuatu pada waktunya, maka itulah qadar (pasti akan terjadi).
Jika tiba waktu terjadinya sesuatu itu, maka itu menjadi Qadha.
Dan yang seperti ini banyak di dalam Al Qur'an seperti firmanNya,
"Telah diputuskan perkara."
(QS. Yusuf: 41).
Allah SWT berfirman,
"Dan Allah menghukum dengan keadilan."
(QS. AL Mukmin: 20).
Banyak sekali ayat-ayat Al Qur'an lain yang serupa.
Jadi Qadar adalah ketetapan Allah SWT tentang sesuatu sebelum terjadinya, sedangkan Qadha adalah ketika terjadinya.
PENGERTIAN IMAN
Dalam hadist di riwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Iimaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.
PRINSIP – PRINSIP IMPLIKASI PROSES TERBENTUKNYA IMAN
Prinsip pembinaan berkesinambungan
Prinsip internalisasi dan individuasi
Prinsip sosialisasi
Prinsip konsistensi dan koherensi
Prinsip integrasi
TANDA – TANDA ORANG BERIMAN
Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang beriman sebagai berikut :
· Jika di sebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmuAllah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika di bacakan ayat suci Al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal:2).
· Senantiasa tawakal, yaitu kerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah,diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allahmenurut 6.sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-Taubah: 52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Thaghabun: 13).
· Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-Anfal: 3, dan al-Mu’minun: 2,7).
· Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mu’minun: 4).
· Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-Mu’minun: 3,5)
· Memelihara amanah dan menepati janji (al-Mu’minun: 6)
· Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74)
· Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62)
CARA MEMPERBAHARUI IMAN
· Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran
· Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Qur’an dan Sunnah
· Carilah ilmu syar’i
· Mengikutilah halaqah dzikir
· Perbanyaklah amal shalih
· Lakukan berbagai macam ibada
· Hadirkan perasaan takut mati dalam keadaan su’ul khatimah
· Banyak-banyaklah ingat mati
· Mengingat-ingat dahsyatnya keadaan di hari akhirat
· Berinteraksi dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam
· Berdzikirlah yang banyak
· Perbanyaklah munajat kepada Allah dan pasrah kepada-Ny
· Tinggalkan angan-angan yang muluk-mulu
· Memikirkan kehinaan duni
· Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Alla
· Menguatkan sikap al-wala’ wal-bara
· Bersikap tawadh
· Perbanyak amalan hat
· Sering menghisab dir
· Berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan iman
TAQWA
PENGERTIAN
Kata taqwa (التَّقْوَى) dalam etimologi bahasa Arab berasal dari kata kerja (وَقَى) yang memiliki pengertian menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung. Oleh karena itu imam Al Ashfahani menyatakan: Taqwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut juga dinamakan taqwa. Sehingga taqwa dalam istilah syar’i adalah menjaga diri dari perbuatan dosa.
TANDA – TANDA ORANG BERTAQWA
· Beriman kepada ALLAH dan yang ghaib (QS. 2:2-3)
· Sholat, zakat, puasa (QS. 2:3, 177 dan 183)
· Infaq disaat lapang dan sempit (QS. 3:133-134)
· Menahan amarah dan memaafkan orang lain (QS. 3: 134)
· Takut pada ALLAH (QS. 5:28)
· Menepati janji (QS. 9:4)
· Berlaku lurus pada musuh ketika mereka pun melakkukan hal yang sama (QS. 9:7)
· Bersabar dan menjadi pendukung kebenaran (QS. 3:146)
· Tidak meminta ijin untuk tidak ikut berjihad (QS. 9:44)
· Berdakwah agar terbebas dari dosa ahli maksiat (QS. 6:69)
KEUTAMAAN DAN GANJARAN ORANG-ORANG YANG BERTAKWA
o Diberi jalan keluar serta rezeki dari tempat yang tak diduga-duga (QS. 65:2-3)
o Dimudahkan urusannya (QS. 65:4)
o Dilimpahkan berkah dari langit dan bumi (QS. 7:96)
o Mendapat petunjuk dan pengajaran (QS. 2:2, 5:46, 2:282)
o Mendapat Furqan (QS. 8:29)
o Cepat sadar akan kesalahan (QS. 7:201)
o Tidak terkena mudharat akibat tipu daya orang lain (QS.3:120)
o Mendapat kemuliaan, nikmat dan karunia yang besar (QS. 49:13, 3:147)
o Tidak ada kekhawatiran dan kesedihan (QS. 7:35)
o Sebaik – baik bekal (QS. 2:197)
o ALLAH bersamanya (QS. 2:194)
o ALLAH menyukainya (QS. 9:4)
o Mendapat keberuntungan (QS. 3:200)
o Diperbaiki amalnya dan diampuni dosanya (QS. 33:70-71)
o Mendapat rahnmat (QS. 6:155)
o Tidak disiasiakan pahala mereka (QS. 12:90)
o Diselamatkan dari api neraka (QS. 19:71-72)
Taqwa adalah amalan hati dan letaknya di qalbu. “Demikianlah (perintah ALLAH). Dan barang siapa mengagungkan syiar – syiar ALLAH maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. (QS 22:32).
Keimanan dan ketaqwaan seorang muslim adalah kunci agar mendapatkan ridho dan barokah dari Allah swt.
Iman Islam dalam diri seorang muslim harus dibarengi dengan taqwa.
Bila seorang muslim percaya dengan keberadaan Allah, maka tentunya ia takut kepada Allah. Itulah yang dinamakan taqwa.
IMPLEMENTASI IMAN & TAQWA
Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.
a. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
b. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
c. Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan.
d. Iman memberikan ketentraman jiwa
e. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah)
f. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
g. Iman memberikan keberuntungan
h. Iman mencegah penyakit.
KESIMPULAN
Iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Iimaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. Sedangkan taqwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut juga dinamakan taqwa. Sehingga taqwa dalam istilah syar’i adalah menjaga diri dari perbuatan dosa.
Sebagai umat muslim dan hamba Allah swt, ada baiknya kita bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah swt dan meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, baik yang kecil maupun yang besar. Mentaati dan mematuhi perintah Allah adalah kewajiban setiap muslim. Dan juga, seorang muslim yang bertaqwa itu membersihkan dirinya dengan segala hal yang halal karena takut terperosok kepada hal yang haram
Dari Ibnu Abbas ra, katanya Rasulullah saw mengajarkan kepada mereka do’a berikut ini, seperti halnya beliau mengajarkan Al Quran. Sabda beliau:
“Bacalah, Allahumma innana’udzubika min ‘adzabi jahannam, wa a’udzubika min ‘adzabil qabri, wa ‘audzubika min fitnatil mahya wal mamati”
(Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka , dari siksa kubur, dari bencana kejahatan dajjal dan dari bencana hidup dan mati) – HR Muslim
Doa masuk WC: Bismillaahi, Allaahumma innii a’uudzubika minal khubutsi wal khobaaitsi.
Keluar WC: Alhamdulillahiladzii ‘adzhaba’ annil ‘adzaa wa ‘aafaanii
Dalil Wudhu: Al Maidah ayat 6 – muka, kedua tangan, sampai siku, kepala, kaki sampai mata kaki (Jadi dari ujung kaki sampai mata kaki)
Masuk masjid: Allahummaftahlii abwaaba rahmatika
Keluar masjid: Allahummaftahlii’abwaaba fadlika
Mau tidur: Bismikallahumma ahyaa wabismika amuut.
Bangun tidur: Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa i’laihin nusyuur – Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami.
Jika lupa baca Basmallah di awal makan, baca: Bismillahi ‘awwaluhu wa akhiruhu – Dengan nama Allah awalnya dan akhirnya.
Dalil Khitan An Nahl 123 ttg mengikuti ajaran Ibrahim yang lurus (termasuk diantaranya berkhitan yang diperintahkan Allah SWT ketika Ibrahim telah berusia 80 tahun), karena perintah berarti hukumnya wajib bagi pria sedang bagi wanita sunnah saja yakni membuang sedikit kulit di bagian atas kelamin wanita yang serupa jengger ayam. Ingat bukan membuang kelentit/ clitorisnya.
Memerangi sombong
Arti dan Makna Shalawat
Shalawat Nabi.
Sholalloh 'ala Muhammad.
Allohuma Sholli 'alaihi.
Jika nama Nabi Muhammad maka jawablah dengan doa. Di atas contoh shalawat dan bacaan untuk menjawabnya. yang paling sedrhana.
Arti Shalawat.
Kalau mengacu definisi dalam bahasa Arab, termaktub dalam ensiklopedia, ditulis KH. Syarief Muhammad, shalawat adalah doa, rahmat Alloh SWT, berkah dan ibadah.
Secara istilah,
shalawat adalah menyampaikan permohonan doa keselamatan dan keberkahan kepada Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW dan yang membacanya akan mendapatkan pahala.
Pengertian Ruqyah
Pada dasarnya ruqyah sama seperti doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT agar Allah berkenan memberikan kesembuhan penyakit, baik fisik maupun batin. Karena arti ruqyah sendiri secara bahasa adalah bacaan atau mantra.
Akan tetapi doa-doa untuk penyembuhan tersebut tidak boleh sembarangan melainkan yang sesuai dengan syariat Islam, yakni bacaan yang terdiri dari ayat Al Qur'an, Asmaul Husna serta doa-doa yang dicontohkan Nabi SAW berdasarkan hadits yang shahih.