Musik

Selasa, 07 April 2015

MADRASAH PERADABAN ITU ADALAH SEORANG IBU

Wanita adalah Tiang Negara
Rasululloh Muhammad Saw. bersabda “Wanita adalah tiang negara !”. Hancur atau majunya suatu negara tergantung bagaimana kondisi perempuan yang ada di dalamnya. Apabila baik akhlaq para wanitanya, maka baik pulalah negara itu. Dan apabila buruk perangainya, maka buruk dan hancurlah negara tersebut.
Karena di pundak wanitalah, bangunan pendidikan itu digantungkan. Ibu adalah pendidik yang pertama, dan utama, tidak saja sejak kita dilahirkan ke dunia ini, akan tetapi pendidikan itu sudah dimulai sejak kita masih berada dalam kandungan. Seorang penyair bahkan mengatakan bahwa seorang ibu ibarat sekolah, apabila seorang ibu menyiapkan dengan baik. Berarti ia menyiapkan satu bangsa yang harum namanya. Begitu juga, orang-orang bijak banyak yang mengaitkan keberhasilan para tokoh dan pemimpin dengan peran dan bantuan kaum wanita lewat ungkapan “Dibalik keberhasilan setiap pembesar, ada wanita!” Tidak dapat dipungkiri bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi putra-putrinya yang akan meneruskan tongkat estafet peradaban ini.
Tidak heran jika muncul ungkapan, dibalik kelembutan seorang wanita ia bisa mengayunkan buaian di tangan kanan dan mengguncang dunia dengan tangan kirinya. Demikian ibu adalah sekolah pertama bagi seorang anak, bagi generasi penerus bangsa, bagi calon pemimpin bangsa.
Sesungguhnya wanita muslimah mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam dan pengaruh yang begitu besar di dalam kehidupan setiap Muslim. Dialah sekolah pertama di dalam membangun masyarakat yang shalih, Jika ia berjalan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw.. Karena berpegang teguh kepada kedua sumber itu dapat menjauhkan setiap Muslim laki-laki dan wanita dari kesesatan di dalam segala sesuatu.
Kesesatan bangsa-bangsa dan penyimpangannya tidak akan terjadi kecuali karena mereka menjauh dari ajaran Alloh Saw.dan ajaran yang diajarkan oleh para nabi dan rasul-Nya. Rasulullah Saw. bersabda.
“Aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah NabiNya (Hadits)” [Diriwayatkan Imam Malik didalam Kitab Al-Muwaththa’]
Didalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menunjukkan betapa pentingnya kaum wanita dalam berbagai posisinya yakni sebagai ibu, sebagai istri, sebagai saudara, maupun sebagai anak. Mereka juga mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban, sedangkan Sunnah Nabi Saw. berfungsi menjelaskan secara detail.
Urgensi (pentingnya) Peran Wanita
Urgensi atau pentingnya (peran) wanita itu tampak di dalam beban tanggung jawab yang harus diembannya dan perjuangan berat yang harus ia pikul yang pada sebagiannya melebihi beban tanggung jawab yang dipikul kaum pria. Maka dari itu, di antara kewajiban terpenting kita adalah berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya dan mempergaulinya dengan baik. Dalam hal ini ia harus lebih diutamakan dari pada ayah. Alloh Saw.berfirman.
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya ; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada Ku-lah kamu kembali” [QS Luqman : 14]
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan” [QS Al-Ahqaf : 15]
Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw. seraya berkata: “Ya Rasulullah, siapa manusia yang lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik ?” Jawab Nabi, “Ibumu” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawab beliau, “Ibumu”, Ia bertanya lagi, “Lalu siapa lagi ?” Beliau jawab “Ayahmu” [Shahih, Diriwayatkan oleh Imam Bukhari]
Makna yang terkandung di dalam hadits ini adalah bahwa ibu harus mendapat 3x (tiga kali) lipat perbuatan baik (dari anaknya) dibandingkan bapak. Kedudukan istri dan pengaruhnya terhadap jiwa laki-laki telah dijelaskan oleh ayat berikut ini.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang” [Ar-Rum : 21]
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata di dalam tafsirnya tentang mawadah wa rahmah mengatakan : “Mawaddah adalah rasa cinta dan Rahmah adalah rasa kasih sayang, karena sesungguhnya seorang laki-laki hidup bersama istrinya adalah karena cinta kepadanya atau karena kasih dan sayang kepadanya, agar mendapat anak keturunan darinya.”
Sesungguhnya ada pelajaran yang sangat berharga dari Khadijah RadhiyAllohu’anha (isteri Rasulullah yang pertama) dimana beliau mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentramkan rasa takut yang dialami Rasulullah Saw. ketika malaikat Jibril turun kepadanya dengan membawa wahyu di goa Hira’ untuk pertama kalinya. Rasulullah Saw. datang kepada Khadijah dalam keadaan seluruh persendiannya gemetar, seraya bersabda.
“Selimuti aku! Selimuti aku! Sungguh aku mengkhawatirkan diriku” Maka Khadijah berkata : “Tidak. Demi Alloh, Alloh tidak akan membuatmu menjadi hina sama sekali, karena engkau selalu menjalin hubungan silaturahmi, menanggung beban, memberikan bantuan kepada orang yang tak punya, memuliakan tamu dan memberikan pertolongan kepada orang yang berada di pihak yang benar” [Shahih, Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim]
Kita juga tidak lupa peran Aisyah Ra. (Isteri yang paling dicintai oleh Rasulullah) dimana para tokoh sahabat Nabi banyak mengambil hadits-hadits dari beliau, dan begitu pula kaum wanita banyak belajar kepadanya tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan mereka.
Dan hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa rumah tangga yang dihiasi dengan penuh rasa kasih sayang, rasa cinta, keramahan dan pendidikan yang Islami akan berpengaruh terhadap suami. Ia akan selalu beruntung, dengan izin Alloh, di dalam segala urusannya, berhasil di dalam segala usaha yang dilakukannya, baik di dalam menuntut ilmu, perniagaan ataupun pertanian dan lain-lainnya.
Potensi Wanita Sangat Besar
Anis Matta pernah mengatakan, bahwa seorang wanita itu memiliki potensi yang sangat besar, namun sayangnya, ketika ia menikah, maka potensi itu seolah-olah lenyap, menyisakan dua kata, suami dan anak. Padahal, belajar itu proses seumur hidup, long life education. Itulah yang dipesankan oleh Rasulullah dalam haditsnya “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.
Artinya, tidak lantas ketika seorang muslimah menikah, maka kesempatan menuntut ilmunya berhenti sampai di situ, dikarenakan waktu dan tenaganya habis untuk mengurus suami dan anak. Artinya, dengan atau tanpa dukungan dan fasilitas dari suami, seorang wanita harus kreatif mencipta cara untuk terus mencari ilmu, untuk meningkatkan kualitas dirinya. Wanita adalah lembaga pendidikan bila dipersiapkan darinya akan lahir pemuda-pemuda berjiwa mulia.
Wahai saudariku, muslimah. Teruslah mencari ilmu, bekali dirimu dengan ilmu. Ilmu yang dapat meluruskan akidah, menshahihkan ibadah, membaguskan akhlaq, meluaskan tsaqofah, membuat mandiri, tidak bergantung pada orang lain sekaligus bermanfaat bagi orang lain.
Teladanilah wanita Anshar yang tidak malu bertanya tentang masalah agama. Teladanilah para shahabiyah (sahabat nabi yang wanita) yang bahkan meminta kepada Rasulullah untuk diberikan kesempatan di hari tertentu khusus untuk mengajari mereka. Sehingga, akan bermunculan kembali Aisyah-Aisyah yang mempunyai pemahaman yang luas dan mendalam tentang agamanya.
Duhai saudariku, muslimah, didik putra-putrimu agar mengenal Alloh dan taat pada-Nya agar gemar membaca dan menghapal kalam-Nya. Ajarkan mereka mencintai Rasulullah dan meneladani beliau. Bekali dengan akhlak imani, mencintai sesama, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Sehingga akan bermunculan kembali Khonsa-Khonsa yang mencetak para syuhada.
Ibu adalah Madrasah Peradaban
SubhanAlloh.
Mereka-lah madrasah sebelum madrasah lainnya. Al-Ummu madrasatun. Seorang Ibu adalah tempat sekolah bagi anak-anaknya sekaligus madrasah cinta para pahlawan, madrasah peradaban.
Napoleon Bonaparte pernah ditanya,” Benteng manakah di Prancis yang paling kuat?” Ia menjawab, ”Para ibu yang baik.”
Wahai ibu, Engkaulah madrasah akhlaq mulia. Engkaulah pengokoh kesempurnaan generasi. Engkaulah mata air bening syurgawi, pelepas dahaga jiwa, penyejuk kerinduan hati. Ketiadaanmu adalah ketiadaan pengukuh semangat generasi.
Jelas sudah, dari rahim seorang ibulah lahir para pahlawan besar, dari didikan seorang Ibu-lah lahir para pejuang tangguh, dari bimbingan seorang ibu-lah lahir para ilmuwan-ilmuwan hebat. Dari rumah sang anak belajar untuk jujur, dari rumah sang anak dididik untuk rajin belajar, dari rumahlah sang anak diajarkan untuk cinta pendidikan, dan dari rumah-lah sang anak dibina untuk benci kejahatan.
Ibu yang membangun karakter seorang anak dari awal, karakter yang akan menjadi arahan perkembangan kepribadian seorang anak. Ibu yang akan memulai melatih pola pikir anak. Dari lingkungan rumahnya sang anak diajarkan untuk jadi seorang pemimpin, dilatih untuk berfikir kreatif, diajarkan untuk disiplin. Dari bimbingan seorang ibu sang anak akan rajin membaca Qu’an, dari sentuhan nasihat ibu-lah sang anak akan rajin beribadah, dari binaan seorang ibulah sang anak belajar menghafal Al-Qur’an.
Ya,ibu adalah madrasah sebelum madrasah lainnya karena anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Bahkan pemilihan sekolah yang baik untuk sang anak pun, tak lepas pula dari pilihan seorang Ibu. Tapi tetap saja, pendidikan terbaik sepanjang masa untuk seorang anak ada di dalam rumahnya.
Salah satu peran penting dan kekuatan keluarga , khususnya seorang Ibu adalah mendidik generasi untuk menjadi aset dan investasi, baik di masa kini maupun di masa nanti, akhirat nan abadi. Oleh karena itu, Barakalloh ya Ummi, selamat wahai para Ibu. Di tanganmu-lah generasi ini akan maju.
(@a)
Buat biyungku, telaga teduhku
Agustin T.A., S. Pd.
Pemerhati gender dan humaniora
Sumber:
http://www.pks-jaksel.or.id/Article1161.html
http://thalibatun.blogspot.com/2010/02/wanita-madrasah-pertama.html
http://pks-kalijambe.blogspot.com/2011/05/urgensi-dakwah-dan-tarbiyah-muslimah.html
http:// najmulhayah.wordpress.com/2010/02/09/ibu-madrasah-akhlak-dan-sumber-percikan-cahaya-peradaban.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar